Sabtu, 20 September 2008

MAAG DAN PUASA

Oleh : Dr.H.K.Suheimi

Maag saya kambuh kata pasien saya mengeluh sambil memegang perut dan mengusap peluhnya. Mampukah saya berpuasa? Ulasnya lagi.


Lalu saya buka lembaran-lembaran pelajaran tentang penyakit Maag. Penyakit Maag kambuh oleh karena meningkatnya produksi asam lambung. Asam lambung banyak tercurah disebabkan oleh fikiran, emosi dan stress.


Pendapat ini di buktikan oleh Pavlov dengan percobaannya yang terkenal yaitu anjing pavlov. Pavlov setiap kali memberi makan anjing dia membunyikan lonceng, setiap kali lonceng berbunyi sang anjing tahu bahwa dia akan dapat dapat makanan. Pada suatu kali lonceng saja yang di bunyikan, tapi makanan tak di beri.


Lalu di periksa, ternyata air liur anjing itu meleleh, dan lambungnyapun dibanjiri oleh cairan yang asam. Ini jelas membuktikan bahwa produksi asam lambung berkaitan dengan otaknya. Pada hari biasa jam 7 pagi asam lambung ini meningkat karena terbiasa dia dapat sarapan.


Jam 10 pagi asam lambung ini banyak lagi karena dia akan dapat snack. Jam 13.00 asam lambung banjir kembali karena akan makan siang. Jam 16.00 kembali lambung diguyur asam, karena snack akan datang. Jam 20.00 asam lambung meningkat lagi karena makan malam. Sebelum tidur sambil nonton TV asam lambung banyak lagi karena lagi ngemil, mengunyah makanan ringan. Tambahan lagi dihari biasa beban fikiran dan stress agak sukar mengatasinya.


Nafsu amarah dan Nafsu Lawwamah mudah muncul kepermukaan. Emosi jadi lebih tinggi. Hal kecil bisa jadi masalah, dan setiap masalah sering produksi asam lambungnya meningkat. Terungkap dari kata sehari-hari "Marumeh paruik melihat perangainya". Ada-ada saja yang akan membuat "Paruik marumeh". Soal dollar naiklah, soal PHK, soal harga membubung tinggi, dan soal rumah tangga. Maka manusia dihadapkan pada tinginya resiko menderita sakit maag. Lalu Ramdhan datang.


Setiap kedatangan Ramadhan saya teringat pesan Rasul. Berpuasalah agar kamu sehat". Di bulan Ramadhan orang akan merasa dan menjadi sehat. Nabi Muhammad di bulan Ramadhan berada dalam kesegaran dan kebugaran yang luar biasa. Sehingga banyak peristiwa besar justru terjadinya di bulan Ramadhan.


1. Beliau diangkat dan di nobatkan jadi Rasul di Bulaan Ramadhan.

2. Al-Qur'an di turunkan di bulan Ramadhan.

3. Perang Badar yang terkenal dan di menangkan oleh Rasul, walaupun dengan tentara yang sedikit dapat mengalahkan lawan yang banyak, terjadi dalam bulan Ramadhan.

4. Takluknya kembali kota Mekah juga dalam bulan Ramadhan.


Dan Nenek kita dulu merebut kemerdekaan juga dalam bulan Ramadhan. Artinya di bulan Ramadhan manusia dapt mengerjakan hal-hal besar, karena di bulan itu menusia mencapai puncak kesehatannya. Di Bulan Ramadhan asam lambung sangat sedikit di produksi. Ketika makan sahur, manusia baru terbangun atau di bangunkan dari lelap tidurnya, belum sempat asam lambung berproduksi dia sudah makan. Asam lambung baru di produksi ketika akan berbuka, namun sebelum berbuka mereka asyik pula mendengarkan alunan ayat-ayat Qur'an atau asyik menyimak pengajian menanti saat-saat berbuka. Artinya selama bulan Ramadhan, asam lambung sedikit sekali di hasilkan, dan lambung dapat istirahat yang lama, lepas dari beban-dan beban, sehingga lambung punya kesempatan melakukan regenerasi dari jaringan dan mukosanya yang rusak. Dan ini sangat di butuhkan untuk kesembuhan penyakit maag.


Tambahan lagi nafsu amarah dan nafsu lawwamah yang sering menyebabkan peningkatan asam lambung. Maka kedua nafsu itu di bulan Ramadhan di tekan dan di kendalikan serta di robah menjadi nafsu Mutmainnah. setiap kali dia akan marah, dari lidah orang berpuasa ini terucap kata-kata "Anna Syaim" saya sedang berpuasa. Kata ini merupakan rem yang pakam membendung emosi dan melenyapkan stress.


Berganti dengan Nafsu Mutmainnah, jiwa yang tentram. Pada manusia berpuasa ini akan melahirkan; Hati yang penuh kedamaian, Fikiran yang penuh ketentraman dan peasaan yang penuh ketenangan. Bukankah untuk sehat jasmanai dan rohani yang kita kenal dengan ungkapan sehat wal afiat, dibutuhkan hati yang damai, fikiran yang tentram dan perasaan yang tenang?


Maka di penghujung kehidupan Nafsu mutmainnah ini di panggil dengan panggilan kesayangan, sebagai Firman Suci_Nya dalam A;l-Qur'an; Hai jiwa yang tenang. (QS. 89:27)

Tidak ada komentar: