Silaturrahim
Oleh : K Suheimi
Alhamdulillah terima kasih ya Allah, telah Kau hantar kami ketempat ini. Telah Kau izinkan kami menjalin Tali Silaturrahim dengan Wakil Presiden Pak Yusuf Kalla, Silaturrahim dengan urang awak bapak dan ibu yang berkesempatan hadir di ruang ini.
Silaturrahim tebtu tidak sama dg silaturrahmi
Silat yg artinya menghubungkan yang terputus atau menghimpun yang terserak. Rahim artinya kasih sayang atau alat kandungan ibu
Sedang Rahmi artinya usus.
Usus hasilnya ke belakang, sedang rahim hasilnya ke depan
Dan semua kita diruangan ini lahir dari Rahim mampu ber Slaturrahim
Ketika saya ketemu Firdaus pada acara FSSM di Padang saya jelaskan hal itu. Firdaus orang baik, mau menerima masukkan, sehingga kata-kata Silaturrahmi sekarang sudah jadi Silaturrahim.
Soal rahim saya banyak tahu, kerna saya dokter spesialis kebidanan dan kandungan..
Saya jadi ahli itu terpaut oleh hadits Nabi yang mengatakan sorga itu dibawah telapak kki ibu. Maka saya cari pekerjaan dekat-dekat kaki ibu, agar bisa mendekat ke sorga.
Hanya manusialah satu-satunya makhluk yang mampu bersilurrahim.
Kesuksesan seseorarng di kaitkan dengan kemampaunnya bersilaturrahim. Ayah yg sukses adalah ayah yang mampu bersilaturahim dengan anaknya. Suami yang sukses adalah suami vang mampu menjalin silaturrahim dengan istrinya dan pedagang yg sukses ketika dia mampu menjalin tali Silaturrahim dengan pelanggannya.
Dan sesungguhnya proses kejadian manusia adalah rangkaian Silaturrahim dan Silaturrahim
Saksikanlah proses kejadian manusia bermula dari silaturrahim antara sperma dan ovum
Ovum yg keluar dari persemayamnnya ovarium terbungkus oleh selaput tipis berkilau bercahaya membran zona pelucida. Selaput yang memancarkan cahaya dan memberikan aroma dan sinyal-sinyal yang menyebabkan sperma tergila-gila, sehingga dimanapun ovum ini berada akan dicari dan diburu oleh sperma yg buta itu dg kecepatan yang luar biasa dengan mengibas-ngibaskan ekornya. Bukit kan didakinya, lurah kan dituruninya, lautan kan diseberanginya, asalkan jumpa dengan pautan hatinya.
Memang kalau hati sudah terpaut, tak ada Gunung yang tinggi. Taka ada lautan yang luas.
Dilaluinya jalan berliku dan sulit , walaupun sperma tak punya mata namun dia tahu persis kemana mau melangkah, sehinga jika Ovum yang masak itu berada di oyarium kanan, maka tak satupun sperma itu yg nyolnong ke sebelah kiri.
250 juta sperma berkejaran berebutan mendapatkan sebuah ovum.
Bila ada satu sperma dg kekuatan dan perjuangannya mampu menembus membran zona pelucida, maka ovum tersentak membran itu dg kuat menjepit sperma itu sampai terpotong dibatas lehernya.
Membran zona Pelucida itu beraksi engan keras, tak dibiarkannya sperma yang lain melintas.
Baginya cukup satu, tidak adalagi tempat bagi sperma lain, walaupun masih banyak sperma yang ganteng dan gagah mengetuk pintu dan menghempaskan kepalanya di dinding Pelucida , namun pintu telah terkunci erat tak ada tempat lagi bagi yang lain
Silaturrahim yg terjalin antara sperma dan ovum yg tadinya jauh mendekat, yang dekat merapat, yang rapat menyatu dalam satu kesatuan yg di sebut Zygot. Sepenangungan, cerianya ceriaku jua, sakitnya sakitku jua.tak kan ada yang satu ketawa ria dan yang lain menangis sendu.
Didayungnya biduk itu sambil membelah diri bertumbuh dan berkembang. Dia tak mampu berjalan karena tak punya kaki. Maka Zygot ini menjalin Silaturrahim dan minta tolong pada lingkungannya dengan mengeluarkan sinyal yg menyebabkan otot-otot di dalam saluran telur bergerak dengan sangat teratur sambil bulu getar yg miliaran itu bergerak juga sangat teratur menyapu dan mendorong Ovum memasuki rahim
Selama 4 hari inti yang bersatu itu membelah diri menjadi morulla sambil mengirimkan sinyal dan zat-zat kimia agar rahim menyediakan tempat, pembuluh darah, makanan dan oksigen untuk tumbuh da kembangnya
Silaturrahim yang tiap detik selalu dibina dengan kumunikasi dua arah yang sangat bagus
Bila komunikasi ini terputus terjadilah kehancuran dan keguguran
Setiap titik dan setiap detik dari tempat yg dilalui pasangan sperma dan ovum bisa terguncang oleh gempa yang berpotensi menimbulkan gelombang Tsunami yang menghanyutkan dan menghancurkan
Maka sperma dan ovum sepanjang kehidupannya selalu menjalin tali silaturrahim agar dia tak dilanda Tsunami
Sebagai manusia makhluk mulia yang diberi kemampuan ber Silaturrahim. Maka Silaturrahim itu adalah karakter kemanusiaan, itulah jati dirinya itulah gravitasinya
Bila terputus tali Silaturrahim, berarti dia tak mempunyai karakter dan Gravitasi. Benda yang kehilangan Gravitasi akan tercampak dari orbit akan hancur bercerai berai
Menjalin tali Silaturrahim dengan Allah disebut Habluminallah atau tali Iman, garisnya vertikal keatas.
Menjalin Tali Silaturrahim dengan manusia disebut Hablumminannas atau tali amal saleh, garisnya horizontal.
Bila tali vertikal dan horizontal digabungan terbentuk huruf. T atau taqwa atau bisa juga Tanda +, sehingga tiap detik hidupnya bernilai tambah dia dapat insentif atau pahala
Rumus Iman + amal saleh ------Taqwa
Kepada orang yang Taqwa ini Allah janjikan akan berikan Solusi bila dia punya masalah
Dan Allah akan berikan Rezki dari kiri dan kanan, muka dan belakang dari tempat yg tak terduga-duga. .Falahum ajrun gharummamnum" baginya pahala yang tak putus-putusnya.
Maka ajaran agama kita memberikan sangsi dosa besar bagi yang memutus tali Silaturrahim dan pahala yang besar bagi yang mampu mempertautkan atau menjalin kembali Silaturrahim
"Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas. (Ali Imran 112)
Baginya putus tali tempat bergantung. Terban tanah tempat berpijak. Kemana badan kan menggapai lagi"
Bagi yang tak mampu bersilaturrahim. Adanya sama dengan tidaknya. Masuk tidak menggenapkan, keluar tidak mengganjilkan. Bak ketimun bungkuk. Masuk karung ada, tapi tidak masuk hitungan.
Daripada hidup bercermin bangkai lebih baik mati berkalang tanah.
Sindiran yang sangat tajam bagi yang tak mampu menjalin tali Silaturrahiim, bagikan bangkai hidup.
Maka betapa sejuknya dan rasakanlah nikmatnya bila rujuk Rekonsiliasi dan mengucapkan Terimakasih serta memberikan penghargaan kepada siapa saja yg sdh berbuat baik utk bangsa dan negara ini".
Inilah Silaturrahim "Lamak dek awak, katuju dek urang"
Pak Yusuf Kalla dan ibu Mufida yang saya hormati.
Hari ini kami sekeluarga berbahagia karena bapak undang berbuka. Sayapun ingin membahagiakan bapak mengundang ke Pekanbaru ke Rs PMC yang satu atap dengan STIKES PMC dimana izinnya beberapa hari yang lalu di tanda tangani oleh Prof Fasli Jalal
Saya menghaturkan terima kasih pada Prof Fasli Jalal dan ingin kami Undang ke Pekan Baru bersama Pak Yusuf Kalal untuk kuliah pertama
Satu-satunya Stikes di Sumatera yang satu atap dengan Rumah Sakit.
Istana Wakil Presiden
Sabtu 12 September 2009
Selasa, 15 September 2009
Selamat Idul Fitri
Sebelas bulan Kita kejar dunia,
Kita umbar napsu angkara.
Sebulan penuh Kita gelar puasa,
Kita bakar segala dosa.
Sebelas bulan Kita sebar dengki Dan prasangka,
Sebulan penuh Kita tebar kasih sayang sesama.
Dua belas bulan Kita berinteraksi penuh salah Dan khilaf,
Di Hari suci nan fitri ini, Kita cuci hati, Kita buka pintu maaf.
Terselip khilaf dalam candaku.
Tergores luka dalam tawaku,
terbelit pilu dalam tingkahku,
tersinggung rasa dalam bicaraku.
Andai jemari tak sempat berjabat.
Jika raga tak bisa bersua.
Bila Ada kata membekas luka.
Semoga pintu maaf masih terbuka
“Selamat Idul Fitri 1430H, mohon maaf lahir Dan batin”
Kita umbar napsu angkara.
Sebulan penuh Kita gelar puasa,
Kita bakar segala dosa.
Sebelas bulan Kita sebar dengki Dan prasangka,
Sebulan penuh Kita tebar kasih sayang sesama.
Dua belas bulan Kita berinteraksi penuh salah Dan khilaf,
Di Hari suci nan fitri ini, Kita cuci hati, Kita buka pintu maaf.
Terselip khilaf dalam candaku.
Tergores luka dalam tawaku,
terbelit pilu dalam tingkahku,
tersinggung rasa dalam bicaraku.
Andai jemari tak sempat berjabat.
Jika raga tak bisa bersua.
Bila Ada kata membekas luka.
Semoga pintu maaf masih terbuka
“Selamat Idul Fitri 1430H, mohon maaf lahir Dan batin”
Rabu, 22 Juli 2009
SIDRATIL MUNTAHA
SIDRATIL MUNTAHA
Oleh : K Suheimi
Maha suci Allah yang telah memperjalankan hambanya-Nya pada satu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, yang telah kami berkati sekelilingnya ; karena hendak kami perlihatkan kepadanya tanda – tanda kami. Sesungguhnya dialah Allah yang maha mendengar dan maha melihat ( Al Isra' ayat 1 ).
Maha suci Dia yang telah menjadikan langit dan bumi. Maha suci Dia yang telah menjadikan Adam dan Hawa. Maha suci Dia yang telah melahirkan Isa dari Maryam yang suci Dia yang telah membelahkan laut untuk Musa. Maha suci Dia yang telah memperjalankan hambanya pada malam yang penuh berkah dari masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, sehingga malam itu Rasulullah Muhammad S.A.W sampai ke Sidratil Muntaha.
Hatinya tidak mendustakan apa yang dilihatnya. Maka apakah kami hendak membantahnya tentang apa yang dilihat itu ? Padahal sesungguhnya dia telah melihatnya sekali lagi. Di dekat Sidratil Muntaha. Yang disisinya ada syurga tempat kembali. Tatkala sidratil muntaha itu diliputi oleh sesuatu yang meliputi. Tidak berpaling penglihatan matanya dan tidak dia melampaui batas ( An Najmm 11 – 17 )
Sidratil Muntaha, tidak ada tempat yang lebih tinggi dari itu. Tiada langit sesudah Sidratil Muntaha. Disana ada Arsy-Nya . Tiada satu katapun yang dapat melukiskan betapa tiada terpermai indahnya Sidratil Muntaha itu. Kelu lidah Rasullullah sewaktu kepadanya ditanya oleh sahabat; bagaimana indahnya Sidartil Muntaha. Tiada kata yang dapat menggambarkan betapa megahnya Sidratil Muntaha. Suatu tempat yang tak pernah terbayangkan oleh hati, yang tak pernah terpikirkan oleh otak dan tak terjangkau oleh angan – angan. Tempat itu begitu mulia, tempat itu begitu agung dan begitu suci. Tersungkur Rasulullah sesampainya di Sidratil Muntaha, dia menyaksikan sesuatu yang tak pernah terfikirkan, sesuatu yang tak pernah terbayangkan selama ini. Di sana dia tergoncang, disana dia tergetar, getaran dan goncangan inilah menggetarkan dunia dengan seluruh isinya. Disana dia berdialog dengan Allah, disana dia menerima perintah Shalat, tanpa perantara tanpa Jibril. Disana dia mengalami suatu pengalaman relegius yang tak dapat ia lukiskan.
Semua menginginkan agar sampai ke Sidratil Muntaha, begitu juga nabi dan para rasul namun tiada kesampaian. Lihatlah nabi Ibrahim, berulang kali dia meminta untuk dapat melihat wajah-Nya, namun dia tidak bisa dan tidak sanggup, serta tidak diperkenankan. Demikian pula dengan Nabi Musa, sampai mendaki Bukit Thursina, namun matanya silau tiada sanggup dan tiada mampu dia.
Jangankan manusia, Nabi dan rasul, Malaikat Jibrilpun tak diperkenankan ke Sidratil Muntaha. Ingatlah tatkala Jibril berkata pada Muhammad : " Sampai disini ya Muhammad, aku tak sanggup lagi menemuimu. Hanya engkaulah satu – satunya makhluk yang diperkenankan oleh Allah untuk menghadapnya dan memijakan kaki di Sidratil Muntaha "
Muhammad berhadil sampai ke Sidratil Muntaha, tempat yang diidamkan dan dicita – citakan oleh semua makhluk, namun setelah sampai disitu dia kembali lagi. Tak hendak dia meminta untuk kesenangan dirinya, adainya dia bermohon agar diizinkan menetap di Sidratil Muntaha, mungkin sebagai Makhluk yang dicintai oleh kahliknya mungkin permohonan itu akan dikabulkan oleh Tuhan. Tapi dia tidak memohon itu, dia tidak meminta untuk dirinya sendiri. Sebagai rasul di kakinya terhampar dunia. Di dunia dia harus menyampaikan risalah, di dunia dia di caci, dimaki, dihina, dilempari dengan tahi onta. Giginya rontok, punggungnya berdarah, dia kelaparan. Ditanggungnya derita itu, di tanggungnya sakit itu, untuk apa ? Untuk umatnya, agar umatnya dapat keluar dari zaman jahiliyah menuji zaman yang terang – benderang dengan kehidupan yang mulia. Sayang sebagian dari umat itu, tidak menghargai pengorbanan dari Rasul, sebagian uamt itu justru kembali kezaman jahiliyah, bahkan lebih tidak beradab lagi.
Setiap kali kita memperingati Isra' dan Mi'raj, hendaklah kita mengadakan evaluasi dan penilaian terhadap shalat yang telah kita kerjakan. Apakah sama saja shalat kita tahun yang lalu dengan tahun sekarang. Berulang kali kita memperingati Isra' Mi'raj , namun apakah artinya bagi kita dan sejauh mana baru shalat itu telah mewarnai hidup dan pribadi kita. Apakah shalat itu telah mencegah kita dari melakukan perbuatan yang keji dan mungkar. Apakah shalat itu telah membina pribadi dan akhlak kita menjadi akhlakul karimah, akhlak yang mulia, teguh dan agung seperti yang dicontoh oleh Nabi Muhammad S.A.W
Di dunia dia pernah ditawari dengan kemilauanya harta, mulinya tahta dan cantiknya wanita. Memang di dunia ini ada 3 godaan yang berat, dimana manusia sering dibikinnya bertekuk lutut, ialah harta, tahta dan wanita.
" Apa yang kau cari diatas dunia ini ya Muhammad ? " kata orang Quraisy. "Apakah kau ingin harta ? Akan kami himpun seluruh harta orang Quraisy dan akan kami berikan kepadamu, sehingga engkaulah orang yang terkaya bagi kami " Rasul menggeleng.
" Atau mungkin kau ingin jabatan , kami angkat engkau jadi penghulu kami, sehingga engkaulah yang paling tinggi pangkatnya diantara kami sekalian, tinggalkan tugasmu untuk menyampaikan risalah". Rasulpun kembali menggeleng.
" Atau kau ingin wanita cantik ? Akan kami carikan wanita yang tercantik untukmu, tapi tinggalkanlah menyampaikan risalah "
Dijawab oleh Rasulullah : " Dengar hai orang Quraisy, andaikan bisa engkau memetik rembulan dan meletakkan pada tangan kiriku dan dapat engaku mengambil matahari dan meletakkannya pada tangan kananku, lalu kamu suruh aku untuk tidak menyampaikan risalah, dengarlah " Lakum dinukum wa liadin" bagimu agamu dan bagiku agamaku "
Kenapa Rasul, tidak tergoda oleh harta ? Karena beliau telah sempat punya harta yang banyak, baik melalui harta Khadijah maupun dari perdagangan beliau yang selalu sukses. Disamping itu sewaktu beliau mi'raj kepada beliau telah diperlihatkan syorga dan di dalam syorga harta apa yang tidak ada, semuanya lengkap dan semuanya sempurna.
Sewaktu kepadanya ditawarkan tahta, tentu saja tahta itu tak berarti apa – apa kalau dibandingkan dengan Sidratil Muntaha syorga di samping – Nya.
Sewaktu beliau ditawarkan wanita, tentu saja bidadari di syorga lebih cantik, tetap awet muda dan tetap perawan, tiada seujung rambutpun kecantikannya bila dibandingkan dengan wanita bumi ini, apalah artinya di dunia ini. " Walal akhiratu khairul laka minal ula" sesungguhnya kehidupan akhirat itu jauh lebih baik dari kehidupan dunia.
Suatu ketika, diwaktu Rasululah berada di Mina dan menyampaikan ayat yang baru turun yaitu surat Al Maidah 67. Seketika itu juga khalayak yang ada disekitar beliau melemparinya dengan batu, sehingga kakinya lulka – luka berdarah !
Yang terdengar dari mulut Rasulullah diwaktu itu adalah doa : " Wahai Tuhanku, berilah hidayah kepada kaumku ini, lantaran mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat ."
Waktu beliau menjawab pertanyaan pamanya Abu Thalib, yang menyampaikan ultimatum pembesar – pembesar Quraisy : " Wallahi ma taraktuh . Demi Allah, sekali – kali tidak akan kutinggalkan tugasku ini, sampai perjuangan ini dimengani oleh Allah atau aku hancur didalamnya. "
Suara jiwa yang demikian itu juga yang berbicara , tatkala Muhammad S.A.W menyampaikan sikapnya terhadap penduduk Mekah yang datang berduyun – duyun kepadanya, dengan hati berdebar - debar menunggu akan bagaimana nasib mereka setelah Rasulullah memasuki Kita Mekah dengan 10.000 tentara tanpa perumpahan darah : " Wahai masyarakat Quraisy tidak ada satu gugatanpun terhadapmu hari. Pergilah kamu semua dalam keadaan bebas" !
Berbeda – bedan bentuk reaksi Nabi Muhammad S.A.W pada 3 peristiwa yang berbeda itu. Yang pertama berupa doa. Yang kedua tantangan menyambut tantangan dan yang ketiga memberi maaf, penutup bagi dendam dan kesumat.
Diwaktu beliau dimaki – maki dan dilempari batu oleh oran g- orang jahil di Mina itu, tidaklah beliau hanyut dalam harus sakit, pribadinya, lahir maupun bathin, akan tetapi beliau diliputi oleh kemasyqulan, mengenang nasib orang – orang jahil itu sendiri, yang sebenarnya tidak tahu apa yang mereka perbuat. Lalu beliau berdoa, semoga Allah membuka mata hati mereka dengan hidayah-Nya.
Pada peristiwa kedua, waktu beliau mendengar segala ancaman ultimatum dari pemimpin Quraisy supaya beliau menghentikan saja memanggil orang – orang kepada Tauhid, tidaklah beliau diliputi oleh pertimbangan keamanan pribadi, tetapi oleh rasa tanggung jawab dan kewajibannya. Baliau lebih rela gugur dalam menjalankan tugas, dari pada menyerahkalah dan tunduk kepada gertakan. Lalu dihadapinya tantangan dengan jawaban yang setimpal.
Pada peristiwa ketiga, diwaktu beliau dengan umat mukmin mencapai kemenangan gilang gemilang, sebagai penutup suatu perjuangan hampit ¼ abad terus menerus, bukanlah kesombongan atau kehausan dan kelezatan membalas dendam yang meliputi hati-Nya, akan tetapi syukur kepada Illahi dan maaf atas mereka yang telah tunduk kepada kebenaran. Dirasakan-Nya bahwa pada hakekatnya yang menang adalah Kalimatullah Hiyal "Ulya. Bukan hanya pribadi – Nya. Diulangnya kata Nabi Yusuf :"Tidak ada gugatan apa – apa atasmu pada hari ini ; semoga Allah mengampuni mu; lantaran Dia yang paling penyayang".
Oleh : K Suheimi
Maha suci Allah yang telah memperjalankan hambanya-Nya pada satu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, yang telah kami berkati sekelilingnya ; karena hendak kami perlihatkan kepadanya tanda – tanda kami. Sesungguhnya dialah Allah yang maha mendengar dan maha melihat ( Al Isra' ayat 1 ).
Maha suci Dia yang telah menjadikan langit dan bumi. Maha suci Dia yang telah menjadikan Adam dan Hawa. Maha suci Dia yang telah melahirkan Isa dari Maryam yang suci Dia yang telah membelahkan laut untuk Musa. Maha suci Dia yang telah memperjalankan hambanya pada malam yang penuh berkah dari masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, sehingga malam itu Rasulullah Muhammad S.A.W sampai ke Sidratil Muntaha.
Hatinya tidak mendustakan apa yang dilihatnya. Maka apakah kami hendak membantahnya tentang apa yang dilihat itu ? Padahal sesungguhnya dia telah melihatnya sekali lagi. Di dekat Sidratil Muntaha. Yang disisinya ada syurga tempat kembali. Tatkala sidratil muntaha itu diliputi oleh sesuatu yang meliputi. Tidak berpaling penglihatan matanya dan tidak dia melampaui batas ( An Najmm 11 – 17 )
Sidratil Muntaha, tidak ada tempat yang lebih tinggi dari itu. Tiada langit sesudah Sidratil Muntaha. Disana ada Arsy-Nya . Tiada satu katapun yang dapat melukiskan betapa tiada terpermai indahnya Sidratil Muntaha itu. Kelu lidah Rasullullah sewaktu kepadanya ditanya oleh sahabat; bagaimana indahnya Sidartil Muntaha. Tiada kata yang dapat menggambarkan betapa megahnya Sidratil Muntaha. Suatu tempat yang tak pernah terbayangkan oleh hati, yang tak pernah terpikirkan oleh otak dan tak terjangkau oleh angan – angan. Tempat itu begitu mulia, tempat itu begitu agung dan begitu suci. Tersungkur Rasulullah sesampainya di Sidratil Muntaha, dia menyaksikan sesuatu yang tak pernah terfikirkan, sesuatu yang tak pernah terbayangkan selama ini. Di sana dia tergoncang, disana dia tergetar, getaran dan goncangan inilah menggetarkan dunia dengan seluruh isinya. Disana dia berdialog dengan Allah, disana dia menerima perintah Shalat, tanpa perantara tanpa Jibril. Disana dia mengalami suatu pengalaman relegius yang tak dapat ia lukiskan.
Semua menginginkan agar sampai ke Sidratil Muntaha, begitu juga nabi dan para rasul namun tiada kesampaian. Lihatlah nabi Ibrahim, berulang kali dia meminta untuk dapat melihat wajah-Nya, namun dia tidak bisa dan tidak sanggup, serta tidak diperkenankan. Demikian pula dengan Nabi Musa, sampai mendaki Bukit Thursina, namun matanya silau tiada sanggup dan tiada mampu dia.
Jangankan manusia, Nabi dan rasul, Malaikat Jibrilpun tak diperkenankan ke Sidratil Muntaha. Ingatlah tatkala Jibril berkata pada Muhammad : " Sampai disini ya Muhammad, aku tak sanggup lagi menemuimu. Hanya engkaulah satu – satunya makhluk yang diperkenankan oleh Allah untuk menghadapnya dan memijakan kaki di Sidratil Muntaha "
Muhammad berhadil sampai ke Sidratil Muntaha, tempat yang diidamkan dan dicita – citakan oleh semua makhluk, namun setelah sampai disitu dia kembali lagi. Tak hendak dia meminta untuk kesenangan dirinya, adainya dia bermohon agar diizinkan menetap di Sidratil Muntaha, mungkin sebagai Makhluk yang dicintai oleh kahliknya mungkin permohonan itu akan dikabulkan oleh Tuhan. Tapi dia tidak memohon itu, dia tidak meminta untuk dirinya sendiri. Sebagai rasul di kakinya terhampar dunia. Di dunia dia harus menyampaikan risalah, di dunia dia di caci, dimaki, dihina, dilempari dengan tahi onta. Giginya rontok, punggungnya berdarah, dia kelaparan. Ditanggungnya derita itu, di tanggungnya sakit itu, untuk apa ? Untuk umatnya, agar umatnya dapat keluar dari zaman jahiliyah menuji zaman yang terang – benderang dengan kehidupan yang mulia. Sayang sebagian dari umat itu, tidak menghargai pengorbanan dari Rasul, sebagian uamt itu justru kembali kezaman jahiliyah, bahkan lebih tidak beradab lagi.
Setiap kali kita memperingati Isra' dan Mi'raj, hendaklah kita mengadakan evaluasi dan penilaian terhadap shalat yang telah kita kerjakan. Apakah sama saja shalat kita tahun yang lalu dengan tahun sekarang. Berulang kali kita memperingati Isra' Mi'raj , namun apakah artinya bagi kita dan sejauh mana baru shalat itu telah mewarnai hidup dan pribadi kita. Apakah shalat itu telah mencegah kita dari melakukan perbuatan yang keji dan mungkar. Apakah shalat itu telah membina pribadi dan akhlak kita menjadi akhlakul karimah, akhlak yang mulia, teguh dan agung seperti yang dicontoh oleh Nabi Muhammad S.A.W
Di dunia dia pernah ditawari dengan kemilauanya harta, mulinya tahta dan cantiknya wanita. Memang di dunia ini ada 3 godaan yang berat, dimana manusia sering dibikinnya bertekuk lutut, ialah harta, tahta dan wanita.
" Apa yang kau cari diatas dunia ini ya Muhammad ? " kata orang Quraisy. "Apakah kau ingin harta ? Akan kami himpun seluruh harta orang Quraisy dan akan kami berikan kepadamu, sehingga engkaulah orang yang terkaya bagi kami " Rasul menggeleng.
" Atau mungkin kau ingin jabatan , kami angkat engkau jadi penghulu kami, sehingga engkaulah yang paling tinggi pangkatnya diantara kami sekalian, tinggalkan tugasmu untuk menyampaikan risalah". Rasulpun kembali menggeleng.
" Atau kau ingin wanita cantik ? Akan kami carikan wanita yang tercantik untukmu, tapi tinggalkanlah menyampaikan risalah "
Dijawab oleh Rasulullah : " Dengar hai orang Quraisy, andaikan bisa engkau memetik rembulan dan meletakkan pada tangan kiriku dan dapat engaku mengambil matahari dan meletakkannya pada tangan kananku, lalu kamu suruh aku untuk tidak menyampaikan risalah, dengarlah " Lakum dinukum wa liadin" bagimu agamu dan bagiku agamaku "
Kenapa Rasul, tidak tergoda oleh harta ? Karena beliau telah sempat punya harta yang banyak, baik melalui harta Khadijah maupun dari perdagangan beliau yang selalu sukses. Disamping itu sewaktu beliau mi'raj kepada beliau telah diperlihatkan syorga dan di dalam syorga harta apa yang tidak ada, semuanya lengkap dan semuanya sempurna.
Sewaktu kepadanya ditawarkan tahta, tentu saja tahta itu tak berarti apa – apa kalau dibandingkan dengan Sidratil Muntaha syorga di samping – Nya.
Sewaktu beliau ditawarkan wanita, tentu saja bidadari di syorga lebih cantik, tetap awet muda dan tetap perawan, tiada seujung rambutpun kecantikannya bila dibandingkan dengan wanita bumi ini, apalah artinya di dunia ini. " Walal akhiratu khairul laka minal ula" sesungguhnya kehidupan akhirat itu jauh lebih baik dari kehidupan dunia.
Suatu ketika, diwaktu Rasululah berada di Mina dan menyampaikan ayat yang baru turun yaitu surat Al Maidah 67. Seketika itu juga khalayak yang ada disekitar beliau melemparinya dengan batu, sehingga kakinya lulka – luka berdarah !
Yang terdengar dari mulut Rasulullah diwaktu itu adalah doa : " Wahai Tuhanku, berilah hidayah kepada kaumku ini, lantaran mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat ."
Waktu beliau menjawab pertanyaan pamanya Abu Thalib, yang menyampaikan ultimatum pembesar – pembesar Quraisy : " Wallahi ma taraktuh . Demi Allah, sekali – kali tidak akan kutinggalkan tugasku ini, sampai perjuangan ini dimengani oleh Allah atau aku hancur didalamnya. "
Suara jiwa yang demikian itu juga yang berbicara , tatkala Muhammad S.A.W menyampaikan sikapnya terhadap penduduk Mekah yang datang berduyun – duyun kepadanya, dengan hati berdebar - debar menunggu akan bagaimana nasib mereka setelah Rasulullah memasuki Kita Mekah dengan 10.000 tentara tanpa perumpahan darah : " Wahai masyarakat Quraisy tidak ada satu gugatanpun terhadapmu hari. Pergilah kamu semua dalam keadaan bebas" !
Berbeda – bedan bentuk reaksi Nabi Muhammad S.A.W pada 3 peristiwa yang berbeda itu. Yang pertama berupa doa. Yang kedua tantangan menyambut tantangan dan yang ketiga memberi maaf, penutup bagi dendam dan kesumat.
Diwaktu beliau dimaki – maki dan dilempari batu oleh oran g- orang jahil di Mina itu, tidaklah beliau hanyut dalam harus sakit, pribadinya, lahir maupun bathin, akan tetapi beliau diliputi oleh kemasyqulan, mengenang nasib orang – orang jahil itu sendiri, yang sebenarnya tidak tahu apa yang mereka perbuat. Lalu beliau berdoa, semoga Allah membuka mata hati mereka dengan hidayah-Nya.
Pada peristiwa kedua, waktu beliau mendengar segala ancaman ultimatum dari pemimpin Quraisy supaya beliau menghentikan saja memanggil orang – orang kepada Tauhid, tidaklah beliau diliputi oleh pertimbangan keamanan pribadi, tetapi oleh rasa tanggung jawab dan kewajibannya. Baliau lebih rela gugur dalam menjalankan tugas, dari pada menyerahkalah dan tunduk kepada gertakan. Lalu dihadapinya tantangan dengan jawaban yang setimpal.
Pada peristiwa ketiga, diwaktu beliau dengan umat mukmin mencapai kemenangan gilang gemilang, sebagai penutup suatu perjuangan hampit ¼ abad terus menerus, bukanlah kesombongan atau kehausan dan kelezatan membalas dendam yang meliputi hati-Nya, akan tetapi syukur kepada Illahi dan maaf atas mereka yang telah tunduk kepada kebenaran. Dirasakan-Nya bahwa pada hakekatnya yang menang adalah Kalimatullah Hiyal "Ulya. Bukan hanya pribadi – Nya. Diulangnya kata Nabi Yusuf :"Tidak ada gugatan apa – apa atasmu pada hari ini ; semoga Allah mengampuni mu; lantaran Dia yang paling penyayang".
Kamis, 01 Januari 2009
DOA-DOA INDAH DI UJUNG TAHUN 2008
Hari demi hari kita telah jalani
Sampai di penghujung tahun dan
Akhirnya 1429h/2008 ini segera kita lewati
Masih banyak waktu yang terlewati
Dengan sia-sia
Terlalu sedikit kebaikan
Yang telah dilakukan
Terlalu dini untuk disebut
Sebagai amal shalih
Terlalu sombong untuk di klaim
Sebagai amal ikhlas
Astaghfiruka…wa atuubu ilaik
Memasuki th 1430h/2009 ini
Beri kami ya Allah
Kekuatan untuk mengisinya
Dengan amal ikhlas
Yang engkau ridhoi … amin
(Prof Suheimi)
“Selamat tahun baru 1430 H / 2009
Mudah-mudahan di tahun yang baru ini
Menjadikan kita
Insan yang berakhlakul karimah
Dalam Ridho Allah SWT. Aamin
( Fakhrul Rozy)
“Selamat tahun baru 1430 H/2009
Semoga Allah SWT
Senantiasa memberikan
Barokah, hidayah, inayah & ridhoNya,
Pada keluarga kita
Dengan langkah: Niat, Doa, Dzikir
Iman dan Taqwa.
(Dedi Suryadi)
Semoga Allah mengabulkannya
Sampai di penghujung tahun dan
Akhirnya 1429h/2008 ini segera kita lewati
Masih banyak waktu yang terlewati
Dengan sia-sia
Terlalu sedikit kebaikan
Yang telah dilakukan
Terlalu dini untuk disebut
Sebagai amal shalih
Terlalu sombong untuk di klaim
Sebagai amal ikhlas
Astaghfiruka…wa atuubu ilaik
Memasuki th 1430h/2009 ini
Beri kami ya Allah
Kekuatan untuk mengisinya
Dengan amal ikhlas
Yang engkau ridhoi … amin
(Prof Suheimi)
“Selamat tahun baru 1430 H / 2009
Mudah-mudahan di tahun yang baru ini
Menjadikan kita
Insan yang berakhlakul karimah
Dalam Ridho Allah SWT. Aamin
( Fakhrul Rozy)
“Selamat tahun baru 1430 H/2009
Semoga Allah SWT
Senantiasa memberikan
Barokah, hidayah, inayah & ridhoNya,
Pada keluarga kita
Dengan langkah: Niat, Doa, Dzikir
Iman dan Taqwa.
(Dedi Suryadi)
Semoga Allah mengabulkannya
Langganan:
Postingan (Atom)